Mau dikemas dengan musik rock, pop, reggae atau dangdut, lagu-lagu Slank rasanya tetap asyik untuk dinikmati. Tapi, bagaimana jika lagu-lagu dari Kaka (vokal), Abdee (gitar), Ridho (gitar), Ivanka (bas), dan Bimbim (drum) itu disajikan dalam musik disko zaman sekarang untuk clubbing di tempat-tempat dugem (dunia gemerlap)?
Slank merilis album lagi. Slank Party Nonstop Disco DJ Remix, judulnya. Isinya, sejumlah lagu Slank yang sudah populer di-remix ke musik disko, yang kini dikenal sebagai musik untuk clubbing atau dugem. "Basic-nya, kami love to party, juga sangat tertarik dengan how DJ making music. Kenyataanya, dance music cukup pesat perkembangannya di Indonesia. Kami mengeluarkan album ini karena pengin tahu interest-nya sampai di mana," kata Kaka sekaligus mewakili rekan-rekan sebandnya dalam jumpa pers rilis album itu di PitStop Avenue Club & Lounge, Hotel Sari Pan Pacific, Jakarta Pusat, Rabu (22/6/2011).
Gagasan untuk melahirkan album tersebut datang dari Amir Independenc3, yang bersama Slank menjadi produser musik album tersebut. "Ini berawal dari sekitar tiga tahun lalu. Saya sering singgah ke tempat dunia malam. Di situ ada home band yang sering di-request lagu dan lagunya itu lagu Slank," kenang Amir. "Terus, saya ketemu DJ dan bilang, 'Asyik enggak sih lagu Slank di-remix?' Terus, dia bilang, 'Coba, gue dengar dulu'," lanjutnya.
Ketika diajak bekerja sama untuk album itu, aku Kaka, Slank pun penasaran. "Seperti apa sih laguku setelah di-remix?" kata Kaka lagi.
Dari rasa penasaran mereka, di-remix-lah 13 lagu Slank yang sudah terkenal. Lagu-lagu itu adalah "Virus", "Orkes Sakit Hati", "Bang Bang Tut", "Jurus Tandur", "Pulau Biru", "Balikin", "Seperti Para Koruptor", "H.A.M. Burger", "Terlalu Manis", "Kalo Aku Jadi Presiden", "Ku Tak Bisa", "Slank Dance", dan "Kamu Harus Pulang".
Lagu-lagu tersebut di-remix secara nonstop oleh sembilan DJ dari Independenc3. Mereka adalah DJ Lotuz, DJ August, DJ Telly, DJ Rudhy'z, DJ Jackerss, DJ Imam, DJ Abow, DJ A Soen, dan DJ Angga.
Menurut para DJ, tak mudah me-remix lagu-lagu Slank itu. "Kebetulan 'Virus' saya yang kerjain. Saya dengarkan temponya, pantas enggak dibeginiin. Kalau enggak enak, ya saya ulang lagi. Kalau ada revisi, saya kerjakan kembali," terang Lotuz, DJ yang me-remix "Virus", "Seperti Para Koruptor", dan "Orkes Sakit Hati".
Setelah beberapa kali direvisi, akhirnya hasil remix oleh para DJ tersebut dicap lulus oleh para personel Slank. "Seperti lagu (asli) 'Pulau Biru', itu kan nge-rok banget. Tapi, DJ-DJ ini ahlinya. Rocknya ada di mana, rocknya tetap ada di liriknya. Jadi, mau musiknya dibikin orkestra, liriknya tetap rock," ujar Kaka.
Slank optimistis album tersebut akan menjadi barang buruan para Slanker (penyuka Slank). "Slanker itu sebenarnya kolektor. Apa pun itu, pasti dibeli. Dengan musik remix ini kami masuk ke area yang belum kami masuki seperti diskotek atau kafe. Kami kasih lagu remix yang sudah disederhanakan sesuai dengan kuping mereka," ujar Kaka lagi.