Desa Leuwinanggung, kecamatan Cimanggis, yang masuk di daerah Depok, setiap bulan selalu ramai oleh mereka yang menyebut diri sebagai OI, Orang Indonesia. Kumpul-an penggemar yang fanatik dengan Iwan Fals. Setiap akhir bulan di hari Sabtu, lebih dari seribu orang akan berkumpul. Sang pemilik rumah, sang empunya ikon dari OI, rajin menggelar kegiatan ini untuk menampung mereka yang kangen kepada lagu-lagu yang dibawakan langsung oleh Iwan Fals. Dengan harga tiket Rp 40.000,- yang 10 persennya akan disumbangkan kepada kegiatan sosial, konser bulanan di Leuwinanggung ini mulai menjadi ritual yang tak terlewatkan oleh para penggemar Iwan Fals. Berbagai orang di sekitar turut mendapat limpahan dari kegiatan konser ini. Dari yang berjual-an makanan, minuman, T-shirt Iwan Fals, hingga tukang rokok, tukang parkir, petugas keamanan, dan ragam pernak-pernik jualan kaki lima yang digelar kagetan.
Poster acara di Panggung Kita dengan tema Panji-Panji Demokrasi memperlihatkan tangan-tangan terkepal dengan dominasi warna merah. Sebuah -idiom akan semangat perlawanan. Seniman Shepard Fairey kerap menggunakan warna dan pendekatan seperti yang dipakai sebagai latar panggung dan poster acara Panji-Panji Demokrasi dalam karyanya.
Ada yang menarik dari konser bulanan yang dilakukan di rumah Iwan Fals ini. Di sebuah tempat yang disebut Panggung Kita, sebuah tempat konser yang mampu menampung 1500 orang, berlangsung konser bulanan yang selalu memiliki tema berbeda. Tema yang membuat penampilan setiap bulan dari Iwan Fals dan Band menjadi tidak membosankan. Ratusan modal lagu yang dimiliki Iwan Fals rasanya cukup untuk persediaan amunisi komposisi setiap bulan. Iwan Fals kerap memasukkan lagu-lagu dari band yang pernah disinggahinya sebagai pemberi nuansa karakter lagu dan memperbanyak daftar lagu. Lagu dari Swami, Kantata Takwa, serta Dalbo sering juga dibawakan Iwan Fals dan Band di Panggung Kita.
      Iwan Fals dan manajemen yang bernama PT Tiga Rambu rupanya cukup jeli  mengemas pertunjukan yang dilaksanakan di rumahnya. Panggung yang bisa  menjadi medium konser tersedia di dua titik, sebelah kanan dan sebelah  kiri. ”Ini bisa menjadi alternatif konsep panggung setiap bulan, bisa di  sebelah kanan dan bisa di sebelah kiri. Sebuah tema juga bisa menjadi  pilih-an di mana panggung akan dipasang,” ujar Yos, istri Iwan Fals,  akrab disapa mbak Yos, yang selalu sibuk menjelang konser setiap bulan  di Leuwinanggung. Selain itu, setiap bulan Iwan Fals selalu menghadirkan  bintang tamu yang menjadi bonus tersendiri bagi penggemar Iwan Fals.  Biasanya sang bintang tamu akan menyanyikan lagu Iwan Fals dan lagunya  sendiri, berduet dengan Iwan Fals sebagai tuan rumah.
Ian  Antono, Sherina, Glenn Fredly, Dewi Sandra, dan Peterpan adalah  nama-nama yang menjadi bintang tamu konser bulanan Iwan Fals tahun 2009  ini. Uniknya, nama bintang tamu tidak disebut dalam promo acara,  sehingga benar-benar menjadi kejutan yang menyenangkan. 
Sore itu sebelum acara dimulai, saya dijemput di luar panggung oleh Yos dan Cikal. Cikal adalah anak kedua dari pasangan Yos dan Iwan Fals yang ternyata menjadi direktur utama PT Tiga Rambu. Terakhir kami bertemu saat Yos, Cikal, dan Raya [anak bungsu Yos dan Iwan Fals] datang di acara Rolling Stone Private Party di kantor Rolling Stone Indonesia. Saat itu Iwan Fals tidak bisa hadir karena sedang menyisir daerah pesisir Jawa Barat. ”Mas Iwan lagi mencari ide,” kata Yos saat itu tentang tidak bisa hadirnya Iwan Fals.
Kami sempat berbincang sejenak di sebuah tenda yang didirikan oleh LSM Kontras. Beberapa hari sebelum konser bulanan di Leuwinanggung, Iwan Fals sempat berkunjung ke kantor Kontras dan tampil di situ. Tepatnya di hari Senin 25 Mei, Iwan Fals dan manajemen hadir ke perwakilan Jaringan Solidaritas Korban Untuk Keadilan (JSKK) di Kantor Kontras, Jl. Borobudur 14, Menteng, Jakarta Pusat. Aksi sosial ini, menurut pihak manajemen, mengawali konser bulanan Iwan Fals & Band tanggal 30 Mei 2009 dengan judul “Panji-Panji Demokrasi” di Panggung Kita, Leuwinanggung. Judul konser tersebut dipilih dalam rangka turut memperingati Hari Reformasi yang jatuh pada tanggal 21 Mei, juga dikaitkan dengan aksi sosial solidaritas untuk komunitas keluarga korban Reformasi yang tergabung dalam JSKK. Hubungan Iwan Fals dan Kontras sangat dekat. Saat merilis album 50:50, bahkan Iwan Fals membuat lagu khusus untuk almarhum Munir. Sebuah lagu liris berjudul ”Pulanglah” menjadi penghormatan Iwan Fals kepada suami dari Suciwati tersebut. Lagu tersebut juga dibawakan Iwan Fals saat bertemu Suciwati di kantor Kontras.
       Yos dan Cikal kemudian mengajak saya melihat pameran lukisan di pendopo  tamu yang diikuti peserta dari seluruh Indonesia. ”Setiap bulan, yang  menang akan mendapat hadiah T-shirt dan CD album dari papa,” ujar Cikal  menjelaskan. Saya lantas diantar menuju taman tengah di rumah  Leuwinanggung. Di taman tersebut, duduk Iwan Fals mengenakan T-shirt  bertuliskan tema acara ”Panji-Panji Demokrasi” dan sarung warna hitam  yang tampaknya akan menjadi wardrobe panggung sore itu. ”Halo, apa  kabar? Aku semalam melihat Anda di TVone saat di acara yang ada Fariz RM  dan Erwin Gutawa,” kata Iwan Fals ramah sambil menjabat tangan saya.  Saat saya datang, Iwan Fals sedang berbincang dengan Oppie Andaresta  yang datang bersama suami dan anaknya yang berdarah bule. Suami Oppie  disapa dengan nama Kerto. Dan si anak disapa dengan nama Bejo.
Hari  Sabtu 30 Mei 2009 menjadi sangat istimewa. Selain tema berjudul  ”Panji-Panji Demokrasi” yang menjadi konsep acara sore itu, akan hadir  Slank sebagai bintang tamu. Dua nama penghimpun massa musik paling besar  di negeri ini akan berbagi panggung bersama. Hadir pula Oppie  Andaresta, seorang penyanyi alumnus markas Slank, juga sebagai bintang  tamu. Seharusnya hari itu akan hadir Wakil Presiden RI Jusuf Kalla yang  ikut menyaksikan konser bulanan Iwan Fals dengan bintang tamu Slank.  Malam sebelum konser, saya sempat menanyakan hal ini kepada mbak Yos,  apakah betul RI 2 akan hadir. ”Ya, dia akan hadir. Tadi Paspampres  (Pasukan Pengawal Presiden) sudah mengirim pasukan dan intel ke lokasi  untuk menyisir venue. Jangan kaget jika besok ada metal detector di  lokasi ya,” begitu kata Yos lewat pesan pendek ke saya. Namun entah  kenapa pada pukul 14.00, satu jam sebelum acara, ada info mendadak bahwa  Jusuf Kalla urung hadir. 
Seperti  diketahui, pagi hari tanggal 30 Mei 2009, tiga pasangan calon presiden  dan wakil presiden yang akan memperebutkan kursi tahun 2009 menghiasi  media elektronik saat pengambilan nomor urut Pemilu 2009 di kantor KPU.  Pasangan Jusuf Kalla dan Wiranto mendapat nomor 3, SBY dan Boediono  nomor 2, dan Megawati dan Prabowo nomor 1. ”Mungkin beliau menaati  peraturan KPU yang melarang melakukan kegiatan bersifat kampanye sebelum  waktunya.” ujar Yos. Tentu akan menjadi berita nasional jika calon  presiden Jusuf Kalla hadir di lokasi saat Iwan Fals dan Slank berbagi  panggung bersama. Kecurigaan akan upaya menarik simpati dari penggemar  Iwan Fals dan Slank pastinya akan merebak. Namun hal tersebut urung  terjadi. Konser yang saya pikir akan dipenuhi oleh petugas keamanan  akhirnya tidak terwujud. Terima kasih kepada bapak Jusuf Kalla yang  urung hadir.
 

 
